adat istiadat nusa tenggara barat
olehmasyarakat berdasarkan sifat ibu dan bapak yang dianggap pantas menurut norma, adat istiadat, kepercayaan atau kebiasaan masyarakat. Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat (Statistics of Nusa Tenggara Barat Province) Jl. Gunung Rinjani No. 2 Mataram NTB 83126 Telp (62-370) 621385, Faks (62-370) 623801, Mailbox : bps5200@bps
RumahAdat NTB Bale. Bale merupakan rumah adat Nusa Tenggara Barat selanjutnya dari suku Sasak yang ada di Dusun Sade, Desa Rembitan, Pujut, Lombok Tengah. Dusun Sade ini tetap setia menjaga kelestarian rumah adat ini sehingga masih bisa kita lihat hingga sekarang ini.
Peranmasyarakat adat dalam menjaga nilai dan norma melalui adat-istiadat turut memperkaya keragaman budaya masyarakat. Oleh karena itu, keberadaan pranata adat menjadi vital dalam upaya menjaga adat istiadat. Nusa Tenggara Barat. “Perlu kerjasama yang baik antara pusat hingga daerah sehingga akan memudahkan terlaksananya kegiatan ini
Jadilahyang pertama untuk mengulas! Adat Istiadat Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) AMIN, Ahmad ADAT ISTIADAT Detil Buku Edisi Cet. 1 Penerbit - Deskripsi Fisik xi, 208 hlm 21 cm ISBN Subjek ADAT ISTIADAT Bahasa Indonesia Call Number 390.598 AMI a Deskripsi Belum ada catatan Pinjam Buku Ini Peminjaman Bagikan Buku Terkait AKHLAK
PakaianTradisional Jawa Barat Picture 154 x 140 · 7 kB · jpeg Credited to:
AdatIstiadat Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) AMIN, Ahmad ADAT ISTIADAT. Detil Buku. Edisi Cet. 1. Penerbit-Deskripsi Fisik xi, 208 hlm 21 cm. ISBN. Subjek ADAT ISTIADAT. Bahasa Indonesia Call Number 390.598 AMI a. Deskripsi. Belum ada catatan Pinjam Buku Ini. Peminjaman Pilih Lokasi Buku
bangsa budaya, agama, dan adat istiadat (tradisi). Misalnya dalam upacara adat, rumah adat, pakaian adat, nyanyian dan tarian daerah, alat musik, bahasa dan makanan khas. Coba perhatikan gambar di bawah ini! 29 Nusa Tenggara Barat Sasak dan Sumbawa 30 Maluku Ambon dan Tobelo 31 Maluku Utara Ternate, Tidore dan Tobaru 32 Papua Asmat dan Dani
Informasiawal. TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pulau Sumba ialah sebuah pulau di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Luas wilayahnya 10.710 km⊃2;, dan titik tertingginya Gunung Wanggameti (1.225 m). Sumba berbatasan dengan Sumbawa di sebelah barat laut, Flores di timur laut, Timor di timur, dan Australia di selatan dan tenggara.
Rumahadat ini dibangun oleh suku-suku asli daerah Nusa Tenggara Barat. Diantaranya adalah Suku Sumbawa, Suku Sasak, Suku Dongu, Suku, Dompu. Pada zaman dahulu rumah adat ini digunakan sebagai istana raja dan ketua adat. Akan tetapi seiring perkembangan zaman, rumah adat ini digunakan sebagai tempat tinggal masyarakat Nusa Tenggara Barat.
ProvinsiNusa Tenggara Barat terletak pada: 8010’ (delapan derajat sepuluh menit) – 9o5’ (sembilan derajat lima menit) lintang selatan; dan 1150 46’ (seratus lima belas derajat empat puluh enam menit) – 1190 5’ (seratus sembilan belas derajat lima menit) bujur timur.. Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai batas wilayah: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut
. - Umat Islam dianjurkan berdoa sekecil apapun aktivitasnya. Bahkan, kita dianjurkan berdoa ketika melintasi kuburan. Pasalnya, melewati kuburan bisa menjadi pengingat bahwa hidup di dunia hanya sementara. Suatu saat nanti, setiap orang akan menghadapi kematian. Untuk itu, berdoa ketika melewati kuburan bisa menjadi momen refleksi. Kita diajak berpikir tentang kehidupan akhirat dan pentingnya mempersiapkan hidup setelah mati. Berdoa ketika melewati kuburan juga bisa untuk memohon ampun kepada Allah SWT, serta mendoakan orang yang sudah meninggal. Doa-doa tersebut adalah ungkapan kasih sayang, penghormatan, dan pengharapan agar Allah mengampuni dosa-dosa mereka serta memberikan rahmat dan keberkahan kepada mereka. Selain itu, berdoa saat melewati kuburan juga merupakan amalan yang dianjurkan dalam tradisi dan adat istiadat di beberapa budaya dan masyarakat. Itu semua sebagai tanda penghormatan kepada orang yang telah meninggal dan sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan. Penting untuk menjaga rasa hormat dan kekhusyukan dalam berdoa saat melewati kuburan, serta memahami makna dan tujuan di balik amalan tersebut. Dalam kitab al-Wasaail as-Syaafi’ah, Sayyid Muhammad bin Ali al-Husaini menyebutkan bahwa doa yang dibaca oleh Sayyidina Ali ketika melewati kuburan adalah sebagai berikut; السَّلامُ عَلَى أَهْلِ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ، مِنْ أَهْلِ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ، يَا أَهْلَ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ، بِحَقِ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ، كَيْفَ وَجَدْتُمْ قَوْلَ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ، مِنْ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ، يَا لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ، بِحَقِ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ اغْفِرْ لِمَنْ قَالَ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ، وَاحْشُرْنَا فِي زُمْرَةِ مَنْ قَالَ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ Arab Latin Baca juga Update BMKG Gempa Cianjur Jawa Barat Minggu 11 Juni 2023, Magnitudo 3,5 SR di Darat Baca juga 26 Poster Gambar Ucapan Selamat Idul Adha 2023/1444H, Taqabbalallahu Minna Wa Minkum
Rumah Adat dan Suku NTB Nusa Tenggara Barat - Nusa Tenggara Barat adalah salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang mana juga mempunyai banyak keunikan adat istiadat dan rumah adat yang mana jadikan ikon tersendiri bagi kabupaten Sumbawa apalagi di Sumbawa ini adalah daerah yang menjadi kediaman para raja-raja yang ada di kerajaan Sumbawa pada masa lalu. Berikut ini saya akan mencoba menguraikan tentang rumah adat dari Nusa Tenggara Barat rumah adat Seperti apa saja dan keunikan apa saja yang terdapat di rumah adat Sumbawa Nusa Tenggara Barat Mari simak pembahasannya sampai selesai berikut ini. Rumah Adat NTB Nusa Tenggara Barat Rumah adat dalam Loka adalah rumah adat yang berasal dari kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat rumah adat ini adalah salah satu rumah yang menjadi tempat tinggal para raja-raja Sumbawa bisa dikatakan rumah ini adalah istana dalam Loka yang mana dibangun pada masa Sultan Muhammad Jalalludin lll pada tahun 1885. Rumah adat dalam Loka ini di desain secara khusus untuk menjadi tempat tinggal para raja-raja Sumbawa yang mana pada masa lalu di Sumbawa ini sangat kuat pengaruh budaya agama Islam yang mana hampir seluruh aspek dari adat dan kesukuan masyarakat di Sumbawa ini larut dalam nilai syariat Islam. Rumah adat dalam Loka dengan luas bangunan sekitar 904 meter persegi dan berbentuk panggung yang mana jika dilihat mulai jauh nampak indah bak istana yang sangat megah. Rumah adat dalam Loka ini dibangun dari bahan kayu yang mana terdapat sebuah filosofi tersendiri yaitu "adat berhenti ko syara, syara ko barenti kitabullah" arti dari ungkapan filosofi ini adalah semua aturan adat istiadat maupun nilai-nilai yang ada dalam sendi kehidupan masyarakat Sumbawa maka harus bersemangat kan pada syariat Islam. Struktur dan arsitektur rumah adat Nusa Tenggara Barat Rumah adat Nusa Tenggara Barat yaitu dalam lokal terdiri dari 2 kata dalam bahasa Sumbawa yakni kata dalam yang artinya istana dan kata loka yang artinya dunia. Sebutan untuk nama ini sesuai dengan fungsi rumah adat yang ada adalah bertujuan untuk pusat pemerintahan dan dan sekaligus kediaman raja raja Sumbawa pada masa lalu. Rumah adat ini sengaja di desain dengan an-nur besar yang mana Na banyak orang yang karena rumah adat dalam Loka ini mempunyai 99 tiang yang menopang tentu rumah adat ini sangat kuat apalagi 99 tiang ini berlandaskan 99 sifat Allah atau nama-nama Allah yaitu Asmaul Husna tentu ini sesuai dengan ajaran agama syariat Islam. Adapun untuk bangunan rumah adat dalam Loka ini menghadap ke selatan yaitu tepatnya menghadap ke arah Bukit sampar dan alun-alun Kota Sumbawa jadi ketika kita hendak memasuki rumah ini maka kita akan melihat sebuah ukiran khas dari pulau Sumbawa yang disebut masyarakat setempat yaitu dengan lutuengal. Ukiran ini bermotif bunga dan bermotif dedaunan. rumah adat dalam Loka ini ternyata hanya memiliki satu pintu yang dapat digunakan untuk masuk dan keluar rumah tersebut. untuk dapat masuk melewati Tangga depan yang ada di rumah dalam Loka ini. tangga yang disediakan juga sama dengan tangga-tangga pada umumnya yaitu sebuah kayu yang dimiringkan hingga menyentuh tanah lantai kayu nya ditempel oleh potongan kayu sebagai penahan pijakan. Pada umumnya rumah adat dalam Loka ini terbuat dari kayu jati untuk tiang-tiang penyangganya terbagi menjadi dua ukuran yang sama besar atau kembar yang diberi nama dengan sebutan bala rea atau Graha besar. Graha besar Ini adalah sebuah ruangan yang dipisahkan oleh dinding penyekat yang mana fungsi dan namanya masing-masing sesuai dengan fungsinya yaitu itu di antaranya Lunyuk Agung bagian ini ini pada umumnya terletak di bagian depan bangunan yang difungsikan sebagai tempat upacara adat keagamaan musyawarah ataupun resepsi pernikahan. Lunyuk Mas bagian ini adalah ruangan khusus yang mana untuk istri istri menteri permaisuri dan staf kerajaan an dan ruangan ini terletak disebelah Lunyuk Agung. Ruang dalam yang berfungsi sebagai tempat salat dan di sebelahnya juga ada kamar tidur untuk para dayang dan permaisuri yang mana Ini terletak di sebelah utara dari ruang dalam Adapun untuk ruang dalam sendiri terletak di sebelah barat. Ruang dalam yang ada di sebelah timur yang terdiri dari 4 kamar Adapun untuk kamar kamar ini ini diperuntukkan khusus bagi putra dan putri raja yang sudah menikah. Ruang sidang yang ada pada bagian belakang bala Rea ruang ini biasanya digunakan untuk bersidang pada malam hari ruangan ini juga kerap dijadikan sebagai tempat tidur para dayang. Kamar mandi yang letaknya di luar ruangan induk yang bentuknya memanjang dari kamar peraduan raja hingga ke kamar permaisuri Bala Bulo ruangan ini ini di samping Lunyuk Mas dan terdiri dari dua lantai Adapun lantai yang pertama biasa difungsikan sebagai tempat bermain anak-anak raja yang usianya masih balita atau anak-anak sedangkan lantai yang kedua difungsikan sebagai tempat untuk menyaksikan sebuah pertunjukan di lapangan istana ini khusus bagi permaisuri dan istri para bangsawan. Adapun luar bangunan balarea dikenal dengan dalam Loka hal ini menjadi di bagian dari seluruh Komplek istana. Pada zaman dulu masih banyak terdapat beberapa bagian penting yang ada di istana seperti tembok istana balap ukung gapura alas Keban alas atau kebun istana dan juga tempat khusus yang diletakkannya sebuah lonceng kerajaan. Rumah adat dalam Loka ini dibangun pada tahun 1932 istana kerajaan yaitu sejak tahun 1954 dan difungsikan sebagai rumah dinas sekaligus Wisma Praja untuk Bupati Sumbawa. Adapun balarea adalah bangunan utama dari Kompleks istana dalam Loka namun untuk sekarang ini sudah tak layak ditempati bahkan mulai ditinggalkan oleh keturunan kerajaan an yang mana dulunya mereka sebagai penghuninya dan kini Ini bahkan terlantar maka tak heran telah dipugar kembali oleh Direktorat Jenderal kebudayaan Indonesia pada tahun 1979 yang mana melalui proyek Sasana budaya maka mulai diperhatikan kembali peninggalan dari para leluhur ini. Ragam budaya suku Nusa Tenggara Barat Setelah kita membahas beberapa hal di atas tentang Nusa Tenggara Barat maka pada kesempatan kali ini saya akan memberikan sebuah informasi lebih terperinci di mana ada ada beberapa suku yang ada di Nusa Tenggara Barat yakni ada suku Bayan, suku Dompu, suku donggo, suku Bima, suku Sasak dan suku Sumbawa. Tentu masing-masing suku ini mempunyai adat istiadat atau kebudayaan tersendiri yang mana juga ada perbedaan-perbedaan kebiasaan atau upacara adat terus kekayaan alam dan lainnya baik untuk itu mari simak pembahasan lebih rinci berikut ini. 1. Suku Bayan Yang pertama ada suku Bayan suku ini mendiami pada bagian Lombok Utara yang mana kabupatennya yang bernama adalah Lombok Utara di daerah ini juga menjadi salah satu tempat wisata yang sudah terkenal adalah Air Terjun gile batu Ko atau biasa disebut dengan batu kerbau. Batu gile ini adalah sebuah tempat pemandian bidadari yang mana menurut masyarakat dahulu kala ada bidadari yang sedang mandi di tempat ini yaitu di air terjun Gile. Asal-muasalnya pada zaman dulu ada salah satu suku Bayan yang dipimpin oleh seorang raja yang mana disebut dengan Datuk Bayan bergelar susuhan Ratu Mas Bayan Agung Adapun silsilah menyebutkan bahwa Datuk Bayan ini memiliki saudara yaitu sebanyak 18 orang dari hasil perkawinannya dengan beberapa orang istri atau selir kerajaan jadi di Saudara saudara Raja Bayan atau Datuk Bayan ini kemudian mereka menyebar ke daerah-daerah yang ada di pulau Lombok. Sejarah mencatat bahwa dari Hasil perkawinan Datuk Bayan ini Adapun untuk istri pertamanya mempunyai dua orang anak laki-laki yang bergelar yaitu pangeran Mas mutering jagat dan yang satunya adalah pangeran Mas mutering langit, jadi kedua Putra inilah yang meneruskan pemerintahan kerajaan dari Raja Bayan atau Datuk Bayan. 2. Suku Dompu Yang kedua ada suku Dompu suku ini mendiami daerah provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu di Pulau Sumbawa nama kabupatennya adalah Kabupaten Dompu suku ini tersebar di 4 Kecamatan yaitu kempo, Dompu, Huu, dan kilo. Adapun untuk Kabupaten Dompu adalah daerah yang mayoritasnya banyak berbukit dan juga daerah ini dikenal dengan daerah vulkanik. Suku yang ada di Dompu ini hidup berdampingan dengan orang donggo sasak Bima Bugis Melayu Arab cina Timur dan juga Bali jadi sangat beragam dari beberapa suku ya suku Dompu ini harus bisa menyesuaikan diri karena beragamnya suku yang ada di Nusa Tenggara Barat ini. Suku Dompu ini berbahasa untuk khasnya adalah bernama nggahi Mbojo. Adapun untuk pekerjaan atau sektor yang ada di daerah Kabupaten Dompu ini yaitu itu ada sektor perkebunan perikanan perdagangan pegawai peternakan dan juga pertanian. Dengan adanya beragam bidang pekerjaan ini membuat suku Dompu dapat menyesuaikan diri dengan mudah dan memilih pekerjaannya sesuai dengan apa yang dikehendaki. 3. Suku Donggo Yang ketiga ada suku donggo, suku ini mendiami di daerah Kabupaten Bima provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu di kecamatan donggo Adapun untuk populasi suku donggo ini di perkirakan sebanyak 20000 orang. Istilah kata "donggo" atau lebih lengkapnya adalah "dou donggo" yang artinya adalah orang gunung jadi suku donggo ini terbagi menjadi dua kelompok yang sudah dibedakan berdasarkan daerahnya masing-masing ada donggo ipa dan dong Ela. Untuk donggo IPA ini daerahnya terletak di sebelah timur Teluk Bima Sedangkan untuk suku donggo Ela terletak daerahnya ini di sebelah barat Teluk Bima. Untuk perkampungan suku donggo mayoritas berada di pinggir jalan atau sungai. Suku donggo ini ini adalah suku yang pertama kali menghuni daerah Bima menurut penelitian bahwa suku donggo ini untuk adat istiadat dan bahasanya berbeda jauh dengan suku Bima atau Dou Mbojo. Ternyata suku donggo ini malah memiliki kesamaan dengan masyarakat Lombok bagian utara. 4. Suku Bima Pasti diantara kalian ada yang sudah mendengar atau mempelajari karakteristik adat istiadat atau kebudayaan dari suku Bima. Suku yang keempat yang ada di Nusa Tenggara Barat adalah suku Bima suku ini untuk jumlah populasinya cukup banyak yaitu ada sekitar suku Bima berada di Kabupaten Bima yang terletak di pulau Sumbawa Pulau Dompu pulau Sangiang yang mana Masih 1 provinsi Nusa Tenggara Barat. Adapun untuk bahasa suku Bima ini ada beberapa Apa jenis yaitu itu Bima, Sangiang dan Bima donggo. Untuk kehidupan sehari-hari suku Bima menggunakan bahasa halus dan juga kasar untuk mata pencaharian utama masyarakat suku Bima adalah dengan bercocok tanam atau menjadi petani yang mana dalam prakteknya dalam bercocok tanam suka berpindah-pindah tempat dan untuk sebagian masyarakat ada yang yang berprofesi sebagai nelayan atau menangkap ikan dan meramu hasil hutan. 5. Suku Sasak Suku yang kelima yang ada di Nusa Tenggara Barat adalah suku Sasak. Suku ini berada di deretan Pulau Nusa Tenggara Barat yang mana mendiami pulau Lombok Adapun untuk populasinya ada sekitar 1,8 juta jiwa cukup banyak sekali. Suku ini ini terdapat beberapa jenis dialek itu ada Sasak Selaparang Sasak Panjang, Sasak Bayan, Sasak Pujut, Sasak Tebango, Sasak Sembalun dan Sasak pengantap. Adapun untuk bahasa Sasak sendiri ada beberapa tingkatan yaitu ada bahasa halus biasa, bahasa halus dalam dan bahasa kasar. 6. Suku Sumbawa Suku yang ke-6 yang ada di NTB adalah suku Sumbawa suku ini mempunyai populasi sekitar kurang lebih jiwa yang mendiami di daerah kabupaten Sumbawa di Pulau Sumbawa provinsi Nusa Tenggara Barat. Untuk bahasa kesehariannya menggunakan bahasa Samawa yang terdiri atas beberapa dialek yaitu dialek semawa, baitur otop, Baitul Ante, taliwang, ropang Suri lebah, granta, Dodo dan jeruk. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat suku Sumbawa menggunakan bahasa yang halus dan juga bahasa yang kasar tergantung masing-masing individu. 6 Rumah Adat yang ada di Nusa Tenggara Barat Apakah kalian sudah tahu bahwa Nusa Tenggara Barat memiliki lima rumah adat tradisional yang mana masing-masing dari rumah tradisional ini sudah mewakili suku yang ada di Nusa Tenggara Barat. Berikut ini saya akan mencoba menguraikan secara rinci kelima rumah adat tersebut yang mana mewakili setiap sukunya yang ada di Nusa Tenggara Barat berikut ulasan selengkapnya. Berikut ini adalah 5 rumah adat Nusa Tenggara Barat 1. Rumah adat dalam Loka Rumah adat dalam Loka ini adalah rumah adat yang ada di Nusa Tenggara Barat yang paling terkenal di antara rumah adat yang lainnya karena rumah adat ini menjadi ciri khas bagi daerah Nusa Tenggara Barat yang mana pada masa lalu Raja Sumbawa yang mendesain rumah adat ini tentu rumah adat ini adalah rumah adat yang spesial karena bentuknya bagus unik dan berbeda dari rumah adat yang lainnya apalagi rumah adat dalam Loka ini didirikan oleh raja Sumbawa secara langsung. Kita tahu bahwa Sumbawa ini adalah salah satu tempat yang sangat erat dengan agama Islam sehingga rumah adat yang ada ini juga bercorak ala syariat Islam yang sangat kental apalagi dalam sebuah namanya yaitu yaitu sebuah namanya yaitu yaitu dalam Loka yang artinya istana dunia tentu hal ini masih selaras dengan rumah adat yang dulu yang pernah digunakan oleh raja Sumbawa di mana dulu Raja Raja dulu Raja Raja Sumbawa menggunakan rumah adat dalam Loka ini sebagai pusat pemerintahan kerajaan dan sekaligus kediaman sang Raja. Oleh karena itu kalau kita datang ke rumah adat tersebut yaitu rumah adat dalam Loka maka tidak heran apabila terdapat 99 tiang yang ukurannya sangat besar yaitu tiang ini mempunyai makna dengan sebuah nama Asmaul Husna yaitu ada 99 jadi disesuaikan itu ada 99 tiang penyangga untuk menopang rumah adat dalam Loka ini. Adapun untuk bagian yang terdapat di dalam rumah dalam rumah adat dalam Loka ini diantaranya adalah Bagian ruang dalam letaknya ini ada di timur dan di tempat ini terdapat 4 ini terdapat 4 kamar yang disediakan khusus untuk para putri dan Putra Raja yang sudah berkeluarga atau sudah menikah. Dan untuk ruang dalam terletak di sebelah barat dan Utara di ruangan ini terdapat sebuah sekat yaitu sebuah kelambu yang menjadikan sekatnya dan sementara bagian barat difungsikan sebagai tempat untuk salat difungsikan sebagai tempat untuk salat sebagai tempat untuk salat sementara bagian utaranya dijadikan sebagai tempat tidur untuk para dayang dan permaisuri. Bagian yang ke-3 yaitu ada lunuk Mas tepatnya disebelah Lunyuk Agung ruangan ini dikhususkan Agung ruangan ini dikhususkan untuk para istri menteri dan tempat permaisuri sekaligus biasanya ruangan ini digunakan untuk upacara adat. Ruangan yang ke-4 ada Lunyuk Agung tepatnya di depan yang mana ruangan ini digunakan untuk musyawarah tempat pertemuan dan sebagai tempat resepsi pernikahan. ruangan sidang terletak di belakang balarea ruangan ini digunakan untuk tempat tidur sayang dayang dan sebagai tempat untuk sidang. Kamar mandi letaknya berada di luar ruangan induk. Bala Bulo ruangan ini digunakan untuk tempat bermain anak-anak sang raja. Di luar istana terdapat sebuah rumah Jamal kebun istana gapura dan juga lonceng istana. 2. Rumah adat Bale Rumah adat ini ini ini letaknya di Oujut Lombok Tengah di desa rembitan Dusun Sade. Rumah ini ini didiami oleh suku Sasak yang mana rumah Bali ini ini sangat dikeramatkan karena masyarakat sekitar meyakini bahwa apabila ada orang yang membuat rumah Bale namun tidak mengikuti aturan adat yang ada makan orang tersebut akan bernasib buruk ketika orang tersebut tinggal di rumah tersebut. 3. Rumah adat istana Sumbawa Rumah adat istana Sumbawa ini mulai dikembangkan oleh Kesultanan Muhammad Jalaludin Syah 3 rumah adat ini tepat berada di area Kota Sumbawa rumah ini didirikan sebagai tempat tinggal Sang Raja dan sekaligus untuk menyimpan barang-barang berharga atau bisa dikatakan dengan artefak kabupaten Sumbawa. 4. Rumah adat Bale Lumbung Rumah adat ini ini adalah rumah ada yang berasal dari suku Sasak yang mana memiliki bentuk yang unik rumah ini berbentuk panggung dan untuk bagian ujung atapnya melebar dan runcing. Adapun ketinggian antara lantai dengan tanah sekitar 1,5 sampai 2 meter bahkan ada yang sampai 3 meter. Rumah adat ini tak tak jauh beda dengan rumah adat yang lainnya memiliki tujuan yang sama yaitu bertujuan untuk menyimpan barang agar tidak banjir dan juga untuk menghindari serangan hama tikus dan hewan-hewan lainnya. 5. Rumah Adat Bale Jajar Rumah adat Bale Jajar adalah ah rumah adat dat eh suku Bali rumah ini memiliki satu serambi yang disebut dengan sesangkok dan juga dua delam Bale. Rumah ini ini lebih besar dan lebih luas daripada rumah Tani rumah ini juga digunakan sebagai untuk menyimpan makanan dan keperluan rumah tangga lainnya Adapun untuk rumah ini ini sudah dilengkapi sekenam dan di bagian depannya disediakan sebuah sekepat. 6. Rumah Adat Berugaq Sekenam Rumah adat berugaq sekenam adalah rumah adat yang keseluruhannya memiliki 6 penyangga tiang utama Ma dengan atapnya yang digunakan adalah ilalang bahkan rumah ini tidak menggunakan dinding dari tiang yang ada ada maka menjadikan rumah ini kokoh berdiri. Nah itulah tadi beberapa penjelasan atau uraian dari karakteristik keunikan suku yang ada di di provinsi Nusa Tenggara Barat semoga ulasan kali ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi bagi teman-teman semua. Terima kasih sudah membaca artikel ini semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita jangan lupa baca juga artikel yang lainnya tentang budaya adat istiadat di Indonesia tetap di mediasiana.
Yuk kenali budaya daerah lain di Nusa Tenggara Barat. Mataram, IDN Times - Nusa Tenggara Barat NTB merupakan provinsi yang berada di Kepulauan Nusa Tenggara. Dua pulau besar di provinsi ini adalah Lombok yang terletak di bagian barat dan Sumbawa yang terletak di bagian timur .Selain keindahan alam yang memukau mulai dari pantai yang terkenal di lombok . Ada juga keunikan lain yang menjadi daya tarik NTB, yakni kekayaan budaya dan adat istiadatnya yang jarang diketahui dunia luar. Seperti salah satunya filosofi gaya berpakaian tradisionalnya masyarakat NTB yang terdiri Suku Sasak, Mbojo, dan Sumbawa. 1. Seni budaya rimpu masyarakat di Bima merupakan sebuah budaya dalam dimensi busana pada masyarakat Bima. Budaya rimpu telah hidup dan berkembang sejak masyarakat Bima menerima Islam yang dibawa setelah ada hubungan dagang di antara Kerajaan Bima dan Goa di Sulawesi Selatan. Rimpu merupakan cara berbusana yang mengandung nilai-nilai khas yang sejalan dengan kondisi daerah yang bernuansa Islam. Ada beberapa jenis rimpu yang digunakan wanita pada ini juga menandai status sebagai identitas wanita yang menggunakannya. Baca Juga Harmonisasi Sosial Budaya dalam Kehidupan Bermasyarakat di Papua 2. Rimpu cili/mpidaFacebook Rimpu cili/mpida untuk wanita remaja dan yang belum nikah. Rimpu cili/mpida diperuntukkan bagi remaja atau wanita yang belum bahwa seorang wanita yang belum menikah sebaiknya menutup aurat kecuali kedua matanya, seperti memakai Rimpu colo untuk wanita yang sudah menikah. Rimpu colo dikhususkan bagi wanita muslim yang sudah menikah, pemakaiannya pun sama seperti jilbab pada umumnya, menutup aurat kecuali wajah digunakan sebagai perlengkapan pakaian sehari-hari. Kain yang digunakan pun merupakan sarung yang biasa disebut tembe sarung yang umumnya ditenun oleh para wanita itu yang menarik dari masyarakat NTB kan? Menambah khazanah pengetahuan tentang kekayaan budaya dan adat istiadat bangsa kita ini. Baca Juga Tradisi, Budaya dan Makanan Khas Suku Samawa di NTB IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Mataram - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat atau NTB menggelar Karnaval Budaya Lombok Sumbawa pada Minggu, 1 September 2019. Agenda tersebut dibuka dengan parade sekaligus memeriahkan The 6th Asia Pacific Geoparks Network atau APGN jalan sepanjang 500 meter dari depan Islamic Center NTB sampai Kantor Wali Kota Mataram seolah jadi karpet merah bagi tim kesenian dari sejumlah kabupaten/kota di NTB. Mereka menampilkan ragam budaya masing-masing yang menarik perhatian pengunjung."Selamat datang dan selamat menyaksikan Heritage Carnival," kata Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalilah saat membuka Bulan Budaya Lombok Sumbawa. Sitti Rohmi yang mengenakan pakaian adat Sasak Baju Lambung berwarna hitam kemudian membuka karnaval tersebut dengan memukul Rebana Rea Samawa bersama-sama. Lantas apa saja pertunjukan budaya dan kesenian tradisional yang disajikan oleh para utusan dari kabupaten/kota di Provinsi NTB ini? Mari kita simak Kota BimaPerwakilan dari Kota Bima memulai Karnaval Budaya Lombok Sumbawa dengan tradisi Dende Bunti. Ini merupakan proses pengantaran calon pengantin laki-laki ke rumah calon pengantian perempuan. Pengiringnya adalah tokoh agama dan sanak saudara yang mengenakan busana sesuai status sosialnya. Iring-iringan pengantin pria itu diiringi hadrah dan musik Kabupaten Lombok TengahMasih bertema pernikahahn, Kabupaten Lombok Tengah menampilkan tradisi Nyongkolan. Ini adalah kegiatan adat dalam prosesi pernikahan, yaitu arak-arakan kedua pengantin berpakaian adat dari rumah mempelai laki-laki ke rumah mempelai perempuan disertai keluarga dan kerabatnya. Mereka membawa hasil kebun, sayuran, dan buah-buahan untuk dibagikan kepada keluarga pengantin perempuan. Tradisi Nyongkolan diiringi kelompok musik tradisional Sasak, antara lain gendang beliq dan gamelan. Nyongkolan bertujuan mengenalkan pasangan baru tersebut kepada Kabupaten Sumbawa Masyarakat Kabupaten Sumbawa menampilkan tradisi Sentek Panguri dari masa kejayaan Kesultanan Sumbawa. Berasal dari kata "kuri" yang berarti ucapan yang halus, lembut, dan santun untuk memberikan semangat kepada Sultan Sumbawa Dewa Masmawa. Sentek Panguri yang merupakan prosesi adat yang masing-masing kelompok menyampaikan persembahan hantaran sesuai kewajiban Kabupaten Lombok BaratPerwakilan dari Kabupaten Lombok Barat menampilkan kostum Sasak berupa baju Lambung untuk perempuan dan baju Tegep untuk laki-laki. Lambung ibarat keelokan kaum perempuan Sasak, sedangkan para lelaki mengenakan ikat kepala Sapuq atau Destar. Kaum pria juga mengenakan Leang berupa kain songket yang dililitkan ke pinggang untuk menyelipkan keris. Adapun atasan yang dipakai bernama pegon, yakni jas berwarna gelap dan tak Kabupaten Lombok UtaraKabupaten Lombok Utara menampilkan tradisi Maulid Adat Bayan yang dilakukan oleh masyarakat adat setiap 15 Rabiul Awal atau tiga hari setelah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Rangkaian prosesinya adalah menutu atau menumbuk padi menggunakan rantok dari bambu panjang. Mereka mengenakan pakaian adat berupa bertutup kepala Jong dan kemben atau kain panjang yang menutupi dada sampai Tradisi Maulid Adat Bayan dari Kabupaten Lombok Utara di acara Karnaval Budaya Lombok Sumbawa, NTB. TEMPO Supriyantho Khafid6. Kabupaten DompuKabupaten Dompu di pulau Sumbawa juga menyajikan atraksi Lu'u Daha sebuah tarian yang merupakan inspirasi dari perlawanan rakyat Kerajaan Dompu pada tahun 1357 terhadap Patih Gajah Mada dan Pangeran Nala dari Kerajaan Majapahit. Mereka menggunakan pedang, tombak perisai, cambuk, sampai jurus tangan Lu'u Daha, tarian yang terinspirasi dari perlawanan rakyat Kerajaan Dompu terhadap terhadap Patih Gajah Mada dan Pangeran Nala dari Kerajaan Majapahit. TEMPO Supritantho Khafid7. Kabupaten Sumbawa Barat Kabupaten Sumbawa Barat juga menggelar tarian Barapan Kebo dan Tari Kolong yang merupakan cerminan semangat kerja mencapai tujuan dengan menjaga air sebagai sumber Barapan Kebo dan Tari Kolong yang dibawakan oleh masyarakat Kabupaaten Sumbawa Barat saat Karnaval Budaya Lombok Sumbawa di NTB. TEMPO Supriyantho Khafid8. Kabupaten Lombok TimurKabupaten Lombok Timur menampilkan Mengayu-Ayu. Ini adalah upacara adat yang diselenggarakan selama tiga tahun sekali oleh masyarakat Sembalun. Upacara Mengayu-ayu menjadi manifestasi rasa syukur masyarakat Sembalun atas melimpahnya hasil bumi sekaligus mengharap keberkahan agar terhindar dari segala Kabupaten BimaKabupaten Bima di NTB memperkenalkan Lupe dan pakaian adat masyarakat Donggo-Sambori. Corak pakaian yang dominan hitam dan berhubungan dengan ritual kematian. Pakaian Donggo ini berupa pakaian Karabu berlengan pendek untuk wanita dewasa dana remaja. Ada pula celana panjang yang disebut juga memakai waku atau lupe. Ini adalah penutup kepala berbentuk lonjong sekaligus berfungsi sebagai payung jika hujan. Penutup kepala ini terbuat dari daun pandan hutan yang seratnya kuat dan tidak mudah robek. Pada zaman dulu digunakan petani dan peternak saat berada di sawah, ladang, dan padang rumput.
Rumah Adat Nusa Tenggara Barat – Nusa Tenggara Barat atau biasa disingkat dengan NTB merupakan salah satu wilayah propinsi di Indonesia yang tekenal akan kekayaan ekosistem alamnya yang mempesona. Keberadaan masyarakat suku Bima, Suma dan juga suku Sasak sebagai mayoritas dan primbumi mampu membangun sebuah peradaban yang begitu potensial seperti pada pembuatan rumah adat masyarakat setempat. Kemajuan dari peradaban pembuatan rumah adat masyarakat Nusa Tenggara Barat ini tentu bisa salah satu aset kekayaaan dari keragaman budaya di wilayah Indonesia yang harus kita jaga dan kita lestarikan bersama. Terlebih untuk jenis rumah adat masyarakat Nusa Tenggara Barat ini sangat beragama dan tentunya akan sangat menarik untuk di bahas pada ulasan kali ini. Contents1 Nama Rumah Adat Nusa Tenggara Barat / NTB2 1. Rumah Adat NTB Dalam Loka3 2. Rumah Adat NTB Istana Sumbawa4 3. Rumah Adat NTB Bale5 4. Rumah Adat NTB Bale Lumbung6 5. Rumah Adat Bale Jajar7 6. Rumah Adat NTB Berugaq Sekenam Jika dibandingkan dengan wilayah propinsi lainnya, rumah adat masyarakat Nusa Tenggara Barat ini ada sebanyak 6 jenis yang kita ketahui dan pelajari. Tentunya tiap masing-masing rumah adat ini memiliki nama dan cir ikhas tersendiri-sendiri satu sama lainnya yang berbeda. 1. Rumah Adat NTB Dalam Loka Rumah Nusa Tenggara Barat Dalam Loka ini merupakan rumah adat yang merupakan yang desainnya di peruntukan khusus untuk rumah para raja Sumbawa pada zaman dahulu. Rumah adat Dalam Loka ini tak lepas dengan pengaruh kebudayaan Islam yang besar pada masa itu sehingga juga mempengaruhi dalam desain arsitekturnya. Rumah adat Dalam Loka berasal dari dua suku kata daalam bahasa Sumbawa. Yaitu terdiri dari kata Dalam yang berarti istana dan loka yang memiliki arti dunia. Penamaan ini mengacu dari fungsi rumah adat tersebut sebagai pusat pemerintahan dan juga tempat tinggal raja Sumbawa pada masa lalu. Banyak sekali dan keunikanan tersendiri yang menjadi ciri khas dari rumah adat Dalam Loka ini seperti pada bagian tiang penompangnya yang berjumlah 99 tiang sebagai simbol atau lambag 99 sifat Allah dalam agam Isalam. Dan tiap penyanga ini bisa menopang rimah dengan tegak yang terbagi dua ukura sama besar bernama bale rea atau graha besar. Pada graha besar ada beberapa buah ruangan yang terpisahkan dengan dinding dan masing-masing mmeiliki nama dan fungsi sebagai berikuti ini. – Lunyuk Agung Terletak pada bagian depan rumah dan memiliki fungsi sebagai tempat musyawarah, upacara adat dan keagamaan atau juga bisa untuk resepsi. – Lunyuk Mas Terletak di sebelah lunyuk agung yang berfungsi sebagai ruang khusus permaisuri, isteri menteri dan juga para staff penting kerajaan pada saat melakukan upacara adat. – Ruang Dalam Terletak di sebelah barat dengan sekat kelambu dan memiliki fungsi sebagai tempat sholat dan pada sisi bagian utara sebagai kamar tidur para permaisuri dan dayang. – Ruang Dalam Terletak pada sebelah timur dan terndiri dari empat kamar yang difungsikan sebagai tempat putra dan putri raja yang sudah menikah. – Ruang Sidang Terletak pada bagian belakang bala rea untuk ruang sidah dan pada malam hari dipakai tempat tidur para dayang. – Kamar Mandi Terletak di luar ruangan induk dengan bentuk memanjang dari kamarraja hingga kamar permaisuri. – Bala Bulo Terletak di samping Lunyuk Mas dengan dua lantai. Lantai pertama untuk tempat bermain anak raja yang masih kecil dan lantai dua untuk melihat pertunjukan di lapangan istana bagi permaisuru dan juga para istri bangsawan. 2. Rumah Adat NTB Istana Sumbawa Untuk rumah adat yang diberi nama Istana Sumbawa ini merupakan rumah adat yang didirikan dan dikembangkan pada masa pemerintahan Sultan Muhammada Jalaluddin Syah III yang terletak di pulau Sumbawa atau tepatnya di Kota Sumbawa Besar. Untuk rumah adat Istana Sumbawa ini memiliki fungsi sebagai tempat tinggal atau sebagai hunian para raja. Selain itu juga memiliki fungsi untuk menyimpan berbagai benda atau artifak yang memiliki nilai sejarah di Kabupaten Sumbawa. 3. Rumah Adat NTB Bale Rumah adat Nusa Tenggara Barat Bale ini dibangun oleh suku Sasak yang berada di Dusun Sade, Desa Rabitan, Pujuk, Lombok Tengah. Dan keberadaan rumah ada ini sampai saat ini asih terjaga dengan baik kelestariannnya. Untuk proses pembuatan rumah adat Bale ini oleh masyarakat suku Sasak harus mengikuti beberapa aturan sesuai dengan kepercayaan masyarakat setempat seperti pada waktu untuk membangun. Karena jika tidak diikuti, mereka percaya bisa mendapat nasib yang buruk pada saat menempati atau tinggal di rumah tersebut. Untuk ciri khas rumah adat Nusa Tenggara Barat yang berada di dusun Sade memiliki beberapa macam bale dengan semua atapnya terbuat dari jerami atau alang-alang serta memiliki fungsi yang berbeda-beda. Adapun jenis Bale yang terdapat pada rumah adat ini antara lain bale jajar, bale bonter, bale tajuk, bale gunung rate, bale balag, bale kodong, bale tani, berugag atau sekepat dan sekenam. 4. Rumah Adat NTB Bale Lumbung Rumah adat Nusa Tenggara Barat Bale Lumbung merupakan ciri khas dari rumah adat Suku Sasa, Pulau Lombok. Arsitektur desain rumah ini cukup unik dan berbeda daru rumah adat lainnya. Dengan konsep rumah panggung namun pada bagian atap yang runcing dan melebar serta sedikit lurus ke arah bawah. Sedangkan bagian bawahnya kembali melebar dengan jarak sekitar meter hingga meter dari tanah dengan diameter meter hingg meter. Pada bagian atap rumah adat ini terbuat dari alang-alang atau juga bisa dari jerami. Sementara pada bagian dinding menggunakan anyaman bambu atau biasa di sebut bedek. Untuk bagian lantai menggunakan paan kayu dan di topang dengan empat tiang yang terbuat dari tanah atau batu sebagai pondasinya. Bagian atap pada rumah rumah Lumbung ini memiliki fungsi untuk menyimpan padi dari beberapa kepala keluarga. Desain rumah panggung ini memiliki tujuan supaya tidak mudah rusak atau terkena musibah banjir dan juga serangan hama tikus. Lihat juga rumah adat Jawa Tengah rumah adat DKI Jakarta 5. Rumah Adat Bale Jajar Untuk arsitektur rumah adat adat Nusa Tenggara Barat Bale Jajar ini merupakan hiduan dari suku Sasak dengan ekonomi mulai menengah ke atas. Bentuk rumah ini mirip dengan rumah Dalem Tani namu yang membedakan jumlah ruang dalem bale lebih banyak. Bale jajar ini mempunyai dua dalam bale dan satu setambi atau sesangko serta memiliki tanda dengan adanya sembi yakni tempat untuk menyimpan bahan makanan dan juga kebutuhan rumah tangga. Sementara pada bagian depan bale jajar memiliki sekepat dan juga pada bagian belakang dilengkapi dengan sekenam. 6. Rumah Adat NTB Berugaq Sekenam Bentuk rumah adat ini hampir sampa dengan bentuk rumah adat Berugaq sekepat. Namun yang membedakannya hanya pada jumlah tiang yakni sebanyak enam buah dan terletak pada bagian belakang rumah. Rumah adat ini berugaq sekenam ini bisa digunakan sebagai tempat kegiatan belajar atau melakukan pertemuan internal keluarga. Untuk arsitektur bangun rumah sangat sederhana dengan menggunakan atap yang terbuat dari daun kelapa dan tidak menggunakan dinding dengn enam penyangga tiang yang sama dengan bale-bale sekarang. Demikian tadi terkait ulasan rumah adat Nusa Tenggara Barat lengkap gambar dan penjelasannya yang harus kita pelajari, kita jaga dan kita lestarikan bersama sebagai salah satu aset keragaman budaya di Indonesia.
Rumah Adat NTB – Indonesia memiliki berbagai macam rumah adat sebagai warisan bangsa. Setiap rumah adat dibangun dengan ciri khas dan identitas dari setiap daerah di Indonesia. Seperti halnya di Nusa Tenggara Barat, terdapat rumah adat NTB yang unik dan khas. Rumah adat NTB dibangun dengan karakteristik tertentu sesuai kepercayaan suku yang mendiami daerah tersebut. Rumah-rumah yang dibangun dengan bahan material sederhana namun cukup memberikan peranan penting bagi kelangsungan hidup masyarakat tersebut, yakni suku Sasak. Kira-kira bagaimana penjelasan lengkap mengenai rumah adat NTB? Dan bagaimana keunikan dari bangunan tradisional tersebut? Yuk mari kita simak selengkapnya pada penjelasan di bawah ini. Rumah Adat NTB Bale Lumbung Rumah adat NTB Di provinsi Nusa Tenggara Barat, terdapat rumah tradisional khas daerah NTB. Di sana terdapat beberapa rumah tradisional sebagai warisan leluhur masyarakat yang mendiami tanah Sumbawa, yakni suku Sasak, suku Bima, dan suku Sumbawa. Rumah adat NTB merupakan bangunan unik dan khas. Setiap rumah dibangun dengan aturan-aturan sesuai dengan adat istiadat dan kepercayaan masyarakat setempat. Setiap bangunan adat di NTB juga dibangun dengan nilai-nilai filosofis yang diyakini suku yang mendiami, sehingga tidak heran jika rumah adat NTB dibangun tidak sembarangan dan menjadi identitas masyarakat tersebut. Mengenal 6 Jenis Rumah Adat NTB Rumah adat NTB dibedakan menjadi 6 jenis rumah. Kelima rumah adat tersebut meliputi rumah adat Bale, rumah adat Bale Lumbung, rumah adat Bale Jajar, rumah adat Bale Bonder, rumah adat Dalem Loka, dan rumah adat Berugaq Sekapat. Adapun penjelasan mengenai keenam jenis rumah tersebut adalah sebagai berikut. No Rumah Adat Nusa Tenggara Barat 1 Rumah Adat Bale 2 Rumah Adat Bale Lumbung 3 Rumah Adat Bale Jajar 4 Rumah Adat Bale Bonder 5 Rumah Adat Dalem Loka 6 Rumah Adat Berugaq Sekapat Rumah Adat Bale Rumah Adat Bale Rumah adat NTB yang pertama adalah rumah adat Bale. Rumah Bale merupakan rumah tradisional bagi suku Sasak. Bangunan tradisional ini berada di desa Sade, Lombok Tengah. Sampai saat ini, di Desa Sade masih menjaga kelestarian dan keaslian dari rumah adat tersebut. Suku Sasak membangun rumah tradisional Bale tidaklah sembarangan, mereka membangun rumah adat tersebut dengan memperhatikan nilai-nilai aturan yang mereka percayai. Salah satu aturan yang mereka percayai adalah aturan kapan waktu yang tepat untuk mendirikan rumah, jika aturan tersebut dilanggar, maka niscaya akan mendapati nasib buruk ketika menghuni rumah tersebut. Desa Sade sendiri merupakan desa yang memiliki kebudayaan telah banyak diketahui oleh para wisatawan lokal bahkan hingga ke mancanegara. Di sana juga terdapat beragam kebudayan lain khas Nusa Tenggara Barat. Rumah Adat Bale Lumbung Rumah Adat Bale Lumbung Rumah adat NTB yang kedua adalah rumah adat Bale Lumbung. Rumah Bale Lumbung bukan merupakan bangunan tempat tinggal, melainkan bangunan yang berfungsi sebagai tempat menyimpan barang. Biasanya hasil panen dari ladang atau sawah disimpan di rumah adat NTB tersebut, salah satunya adalah padi yang disimpan sementara di rumah Bale Lumbung. Bangunan Bale Lumbung dibangun dari material yang sederhana dan bahan yang cukup mudah dicari di Maluku. Pada bagian atap Bale Lumbung dibuat dari bahan jerami sebagai penutup seluruh bagian rumah. Sementara pada bagian dalam dinding, rumah dibuat dari bahan anyaman bambu yang disusun berjajar secara rapi. Bentuk rumah adat ini cukup unik. Jika dilihat dari penampakan luar, bentuk Bale Lumbung ini mirip dengan topi para perompak di lautan, dengan bentuk agak bulat dan tinggi. Rumah Bale Lumbung dibangun dengan mengusung konsep rumah panggung. Bentuk bangunan tersebut dipilih sebagai antisipasi adanya tikus atau banjir yang kerap melanda pulau NTB. Rumah Adat Bale Jajar Rumah Adat Bale Jajar Rumah adat NTB selanjutnya adalah rumah Bale Jajar. Rumah tradisional Bale Jajar tergolong rumah hunian bagi masyarakat setempat di NTB, yakni suku Sasak. Jika dilihat dari struktur bangunan, terdapat dua ruang utama yang bisa ditemukan di Bale Jajar ini. Ruang pertama disebut dengan Sesangkong yang biasanya digunakan sebagai tempat penyimpanan persediaan pangan. Menurut adat NTB, Sesangkong memiliki fungsi yang sama seperti dapur. Ruang kedua pada rumah Bale Jajar adalah ruang Dalem Bale. Ruang tersebut merupakan ruang utama yang biasa digunakan sang pemilik rumah. Sama halnya dengan bangunan Bale Lumbung, rumah adat Bale Jajar dibangun dengan bahan material yang cukup sederhana. Bentuk rumah adat ini tergolong rumah adat dengan desain normal. Atap Bale Jajar menggunakan bahan jerami dan dindingnya menggunakan bahan anyaman bambu. Rumah Adat Bale Bonder Rumah Adat Bale Bonder Rumah adat Bale Bonder merupakan salah satu rumah adat NTB. Rumah Bale Bonder tergolong rumah dengan bangunan paling besar di NTB. Rumah Bale Bonder memiliki ukuran dengan mencapai luas 50 meter persegi. Ukuran bangunan yang besar ini dipilih karena sebagai hunian bagi para tokoh adat di daerah tersebut. Tokoh adat bisa disetarakan sebagai para perangkat desa atau dusun di sekitar wilayah tersebut. Oleh karena itu, rumah Bale Bonder ini dibangun di setiap wilayah seluas desa atau dusun. Desain bangunan Bale Bonder mirip dengan bangunan Bale Jajar. Pada rumah adat NTB ini terdapat satu ruang khusus bagi pemilik rumah. Ruang khusus tersebut biasa digunakan jika ada hal penting yang harus diputuskan melalui musyawarah bersama. Secara khusus ruangan ini juga disebut sebagai ruang pengadilan jika terjadi kasus di wilayah desa atau dusun tersebut. Karena ukuran bangunan Bale Bonder tergolong besar, maka Bale Bonder membutuhkan beberapa tiang penyangga. Diketahui bahwa Bale Bonder menggunakan setidaknya minimal delapan sampai sepuluh tiang penyangga bangunan. Akan tetapi terdapat beberapa Bale Bonder yang bahkan dilengkapi tiang sebanyak 20 tiang penyangga. Hal ini merupakan kondisi khusus bangunan yang dibangun memiliki luas yang sangat besar dibandingkan bangunan Bale Bonder pada umumnya. Rumah Adat Dalem Loka Rumah Adat Dalem Loka Rumah adat NTB yang berikutnya adalah rumah adat Dalem Loka. Rumah Dalem Loka merupakan tempat tinggal para raja. Nama Dalem Loka diambil dari bahasa daerah Sumbawa yang memiliki arti istana. Istana Dalem Loka dibangun pertama kali pada tahu 1885 oleh Sultan Muhammad Jalalludin III yang memerintah Kerajaan Sumbawa pada 1883 sampai 1931 Dahulu, rumah Dalem Loka difungsikan sebagai pusat pemerintahan dan juga tempat tinggal bagi para sultan yang berasal dari NTB. Sehingga bangunan Dalem Loka dapat dikatakan sebagai bangunan terbesar khas dari NTB. Rumah adat Dalem Loka merupakan rumah panggung dengan luas mencapai 904 meter persegi. Sehingga tidak heran rumah ini disebut dengan istana Dalem Loka, karena bangunannya yang luas dan megah. Pembagian ruang pada rumah Dalem Loka dibedakan berdasarkan tiga bagian, yakni bagian dalam, bagian depan, dan bagian luar. Bagian dalam, terdapat wilayah barat, timur, dan utara yang biasa digunakan sebagai tempat beribadah dan tempat berkumpul keluarga raja beserta sang permaisuri. Pada bagian depan rumah, terdapat Lunyuk Mas dan Lunyuk Agung. Kedua ruang tersebut biasa digunakan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan adat istiadat masyarakat setempat. Serta di bagian luar, terdapat gapura besar dan lonceng. Keduanya merupakan benda yang digunakan sebagai penyambut tamu yang datang. Serta terdapat kebun luas pada bagian luar rumah. Rumah adat NTB jenis ini mengusung konsep rumah panggung pada desain bangunannya. Rumah Dalem Loka ditopang oleh tiang penyangga. Tidak tanggung-tanggung, bangunan ini ditopang tiang sebanyak 99 tiang. Jumlah tiang sebanyak 99 merupakan lambang dari jumlah Asmaul Husna. Selain itu, 99 tiang tersebut diyakini sebagai penopang segala masalah dunia yang dihadapi manusia. Rumah Adat Berugaq Sekapat Rumah Adat Berugaq Sekapat Rumah adat Berugaq Sekapat adalah salah satu rumah adat NTB, meskipun beberapa orang tidak meyakini bahwa rumah Beguraq Sekapat adalah rumah tradisional khas NTB. Akan tetapi bangunan ini mempunyai kegunaan yang cukup penting pada zaman dahulu, yakni sebagai tempat untuk menerima orang asing yang baru saja menginjakkan kaki di desa tersebut. Bentuk dari rumah adat Beguraq Sekapat menyerupai bentuk pondok kecil atau saung, karena bangunannya relatif kecil dan terbuka. Rumah Beguraq Sekapat memiliki luas tidak lebih dari 5 meter persegi dengan dilengkapi dengan empat tiang penyangga di setiap sudut bangunannya. Rumah adat Beguraq Sekapat merupakan bangunan terbuka tanpa dinding. Dengan dasar inilah, rumah adat Beguraq Sekapat dianggap sebagai bukan merupakan salah satu rumah adat yang ada di daerah NTB. Orang juga bertanya Apa rumah adat NTT? Pakaian tradisional NTB apa? Bahasa NTB apa? Bagaimana bentuk rumah adat NTB? Penutup Demikian penjelasan mengenai rumah adat NTB yang berhasil romadecade tulis buat kamu. Semoga tulisan sederhana ini mampu mengenalkan kita pada Indonesia beserta budayanya, tentunya semoga menambah rasa cinta kita kepada Indonesia. Rumah Adat NTBSumber Refrensi
Sumbawa, IDN Times - Masyarakat Suku Sumbawa merupakan salah satu masyarakat asli yang berasal dari Nusa Tenggara Barat NTB. Suku ini berasal dari Pulau Sumbawa yang merupakan salah satu pulau terbesar di kawasan Nusa zaman dahulu, terdapat sebuah kerajaan yang bernuansa Islam, yaitu Kesultanan Sumbawa. Ini pula akhirnya yang membuat Suku Sumbawa masih menyimpan tradisi adat istiadat yang menarik hingga saat ini. Berikut 6 tradisi masyarakat Sumbawa yang wajib kamu Pasaji pasaji ponan atau biasa disebut ponan merupakan sebuah tradisi sebagai bentuk rasa syukur pada saat padi akan berbuah atau bunting. Tradisi ini dilakukan oleh beberapa desa di Kabupaten Sumbawa, tepatnya Kecamatan Moyo tahunnya, setiap akan bergantian menjadi tuan rumah pelaksanaan tradisi ini, khususnya Dusun Lengas, Dusun Poto, dan Dusun tradisi ini, terdapat berbagai macam pertunjukan dan kesenian yang ditampilkan serta menyajikan pelbagai macam makanan khas Sumbawa. Pada awalnya, tradisi ini hanya berupa ucapan doa dan zikir. Seiring berjalannya waktu, pemerintah daerah setempat menjadikan acara ini sebagai acara untuk mendorong daya tarik Barapan tradisi karapan sapi di Madura, masyarakat Sumbawa juga memiliki tradisi yang sangat mirip yang biasa disebut barapan kebo. Tradisi ini merupakan tradisi khas masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat. Tradisi ini biasanya diadakan biasa sebelum dan sesudah musim kebo merupakan bentuk rasa syukur masyarakat Sumbawa kepada Yang Maha Kuasa, sekaligus menjadi cara untuk menggemburkan tanah. Bedanya dengan karapan sapi di Madura, tradisi ini dilaksanakan di area sawah yang telah merupakan seni pertarungan yang melibatkan 2 orang lelaki yang saling pukul untuk menentukan siapa yang pantas menjadi juara di daerahnya. Pada awalnya, tradisi ini hanya sebagai hiburan bagi para raja di Sumbawa. Seiring dengan berjalannya waktu, tradisi ini dipertunjukkan sebagai tontonan bagi masyarakat luas sekaligus ajang unjuk gigi bagi para karaci dilakukan oleh 2 orang dewasa dari Suku Samawa, suku asli Sumbawa. Para petarung menggunakan sesambu dan empar yang merupakan tongkat dan perisai yang terbuat dari kulit kerbau. Ada pun gerak ngumang yang merupakan tradisi untuk mengawai pertarungan sambil berbalas pantun. Baca Juga 10 Pantai Populer di Pulau Sumbawa yang Wajib Dikunjungi 4. malala merupakan sebuah tradisi masyarakat Suku Sumbawa untuk membuat minyak obat dari ramuan alami yang dididihkan. Biasanya minyak obat tersebut berasal dari bahan kelapa. Prosesi pembuatan minyak obat ini hanya bisa dijumpai pada saat bulan Muharram di kalender Hijriah semua orang dapat membuat minyak obat ini karena hanya dukun atau tabib daerah setempat yang bisa melakukan tradisi ini. Para dukun atau tabib tersebut dikenal dengan sebutan sandro. Hal ini dikarenakan tradisi ini kerap dilakukan dengan cara mengaduk minyak menggunakan tangan dalam keadaan mendidih dan nyala api sedang Main main jaran merupakan permainan yang sangat digemari oleh masyarakat Sumbawa. Selain menjadi hiburan, tradisi ini juga menjadi ajang untuk meningkatkan harga jual kuda. Hal ini dikarenakan kuda yang biasanya menjadi pemenang harga jualnya tinggi, yaitu mencapai ratusan juta cerita masyarakat setempat, tradisi ini sudah dilakukan secara turum temurun sejak masa kolonial Belanda. Layaknya pertandingan bola, tradisi main jaran juga menggunakan sistem gugur untuk menentukan sang juara. 6. merupakan salah satu proses upacara adat pernikahan masyarakat Sumbawa yang dilaksanakan sebelum resepsi pernikahan. Tradisi ini dilaksanakan setelah beberapa rangkaian adat lain seperti bada', bakatoan, bajajak, dan basaputis. Bagi masyarakat Sumbawa, nyorong merupakan prosesi yang penting untuk menghormati calon pengantin tradisi ini, pihak pengantin pria akan menyerahkan bawaannya kepada pihak pengantin perempuan. Uniknya, keluarga pengantin pria akan disambut dengan hentakan-hentakan oleh ibu-ibu yang biasa disebut itu dia 6 tradisi masyarakat Sumbawa yang merupakan salah satu masyarakat asli Nusa Tenggara Barat. Ternyata masyarakat Sumbawa memiliki berbagai macam tradisi yang menarik ya. Semoga keenam tradisi ini dapat dilestarikan ke depannya. Baca Juga Memukau! 5 Pesona Surga Terpencil yang Berada di Pulau Sumbawa IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
RumahCom – Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Ini adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan banyak sekali adat istiadat serta kultur dan budaya yang bisa di temukan di Indonesia. Selain itu, hal ini juga berlaku bukan hanya di pulau-pulau padat penduduk seperti Jawa ataupun Sumatra. Keragaman adat istiadat serta kultur dan budaya juga bisa ditemukan di beberapa pulau lain seperti Kalimantan, Bali, bahkan kepulauan kecil seperti NTB yang memiliki rumah Adat NTB. Supaya Anda bisa mengenali jenis-jenis rumah adat NTB dengan lengkap maka artikel kali ini akan membahas mengenai Geografis Wilayah Nusa Tenggara Barat NTB Rumah Adat NTB Bale Lumbung Rumah Adat NTB Bale Jajar Rumah Adat NTB Bale Bonder Rumah Adat NTB Dalem Loka Rumah Adat NTB Berugaq Sekapat 1. Geografis Wilayah Nusa Tenggara Barat NTB Secara geografis, provinsi Nusa Tenggara Barat terletak di bagian tengah Indonesia. Walau demikian, banyak yang beranggapan bahwa provinsi ini seharusnya masuk ke bagian timur Indonesia. Terlepas dari perdebatan tersebut, NTB merupakan salah satu kepulauan atau provinsi di Indonesia dengan kultur serta budaya yang cukup beragam. Keragaman budaya yang ada di NTB tentu memberikan beragam warna di kepulauan ini, terutama dari segi rumah adat NTB. Mengutip dari Wikiwand, luas area dari pulau NTB ini tergolong cukup kecil, hanya sekitar 20,000 km persegi. Akan tetapi jumlah penduduknya mencapai lima juta penduduk. Di pulau NTB sendiri, ada beberapa suku utama yang memang sudah menempati pulau ini sejak awal. Mereka adalah suku Sasak, suku Mbojo yang merupakan pendatang dari Bima, dan yang terakhir adalah suku Sumbawa. Dominasi suku lokal di antara banyaknya para pendatang di NTB mungkin merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan masih kentalnya kultur dan budaya yang ada di NTB. Banyaknya rumah adat yang masih berdiri di NTB merupakan salah satu buktinya. Ini adalah satu hal yang tidak bisa di pungkiri. Keberadaan rumah adat di pulau NTB merupakan salah satu bukti nyata bahwa budaya dan adat istiadat yang dipegang oleh masyarakat NTB masih cukup kental. Selain itu,ada beberapa jenis rumah adat NTB yang bisa di temukan di pulau ini. Rumah adat NTB berdasarkan wilayahnya memang memiliki keunikan masing-masing namun tetap memperhatikan aspek fungsional. Mau punya rumah yang harganya terjangkau namun tetap memperhatikan aspek fungsional? Cek pilihan rumahnya di kawasan Bekasi dengan harga di bawah Rp700 jutaan di sini! 2. Rumah Adat NTB Bale Lumbung Rumah adat di daerah NTB yang pertama biasa disebut Bale Lumbung. Perlu diketahui, walaupun bangunan ini merupakan rumah adat, fungsi utamanya bukan sebagai tempat tinggal. Fungsi utama dari rumah adat ini bisa dilihat dari namanya, yaitu Bale Lumbung, yang berarti bangunan untuk menyimpan. Betul sekali, rumah adat ini biasa digunakan sebagai tempat penyimpanan setelah masa panen. Biasanya hasil panen berupa padi akan disimpan sementara waktu di dalam rumah adat ini. Karena fungsi utama rumah adat NTB sebagai gudang penyimpanan atau lumbung, maka material yang digunakan untuk membangun rumah adat ini juga cukup sederhana. Di bagian atap, rumah adat ini biasanya menggunakan bahan jerami yang bisa menutupi seluruh bagian rumah. Sedangkan untuk dinding bagian dalamnya, rumah adat ini menggunakan anyaman bambu yang disusun secara rapi. Dilihat dari bentuk, rumah adat ini mempunyai bentuk yang cukup unik. Jika dilihat dari luar, bentuk Bale Lumbung ini mirip dengan topi para perompak di lautan, dengan bentuk agak bulat dan tinggi. Perlu diketahui, Bale Lumbung dibangun dengan konsep rumah panggung. Bentuk bangunan ini dipilih untuk mengantisipasi adanya hama tikus atau juga banjir yang sering mengancam pulau NTB. Tips budaya yang ada di Indonesia dengan mempelajari dan mengenali keunikan budaya yang ada pada setiap daerah. 3. Rumah Adat NTB Bale Jajar Jenis rumah adat di NTB yang kedua adalah Bale Jajar. Jika Bale Lumbung digunakan sebagai tempat penyimpanan, maka Bale Jajar merupakan rumah adat NTB yang digunakan sebagai tempat hunian. Sejak zaman dahulu, suku Sasak yang tinggal di NTB sudah menempati jenis rumah adat ini. Jika dilihat dari struktur bangunan, ada dua ruang utama yang bisa di temukan di Bale Jajar ini. Yang pertama adalah Sesangkong yang biasanya digunakan sebagai tempat untuk menyimpan persedian pangan. Dalam adat NTB, Sesangkong mungkin mempunyai fungsi yang sama seperti dapur. Ruang kedua yang bisa di temukan di dalam Bale Jajar biasa disebut Dalem Bale. Dalem Bale merupakan ruang utama yang biasa digunakan oleh pemilik rumah. Sebagai salah satu rumah adat NTB, bahan yang digunakan untuk membangun Bale Jajar ini juga cukup sederhana. Mirip dengan Bale bambu. Akan tetapi, bentuk rumah adat ini masih cukup normal jika dibandingkan dengan Bale Lumbung. Lumbung, bagian atap Bale Jajar menggunakan jerami dan untuk dindingnya menggunakan anyaman 4. Rumah Adat NTB Bale Bonder Bale Bonder bisa dikatakan sebagai salah satu rumah adat terbesar yang bisa di temukan di NTB. Hal ini bisa dengan mudah dilihat dari ukurannya yang mencapai 50 meter persegi. Ukuran bangunan yang besar ini karena Bale Bonder biasanya digunakan sebagai tempat tinggal para pembesar suku. Dalam hal ini, para pembesar suku bisa disetarakan sebagai para perangkat desa atau dusun di sekitar. Maka dari itu, biasanya hanya ada satu rumah adat NTB ini di setiap wilayah. Walaupun Bale Bonder biasa digunakan oleh pengurus desa, akan tetapi desain bangunannya mirip dengan Bale Jajar. Hanya saja, ada satu ruang khusus yang memang disiapkan di dalam Bale Bonder ini. Ruang ini adalah ruang yang biasa digunakan jika ada hal penting yang harus diputuskan. Secara mudah, bisa dikatakan bahwa ruang ini semacam ruang pengadilan jika ada suatu kasus di wilayah desa atau dusun tersebut. Karena ukuran bangunan yang tergolong besar, maka Bale Bonder membutuhkan beberapa tiang penyangga. Perlu diketahui, biasanya Bale Bonder menggunakan minimal delapan sampai sepuluh tiang penyangga supaya bisa berdiri kokoh. Akan tetapi, ada beberapa Bale Bonder yang menggunakan lebih dari 20 tiang penyangga. Hal ini karena rumah adat NTB mempunyai ukuran yang sangat besar. 5. Rumah Adat NTB Dalem Loka Nama dari rumah adat ini mungkin sedikit berbeda dengan beberapa rumah adat yang sudah disebutkan sebelumnya. Hal ini karena Dalem Loka bisa dikatakan sebagai rumah para raja. Hal ini dengan gamblang disebutkan dalam bahasa Sumbawa karena Dalem Loka mempunyai makna sebagai Istana. Selain itu, p masa lalu, Dalem Loka juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan juga tempat tinggal bagi para sultan yang berada di wilayah NTB. Maka dari itu, Dalem Loka bisa dikatakan sebagai bangunan terbesar yang ada di NTB. Karena Dalem Loka digunakan sebagai hunian para sultan, tentu saja ada banyak ruangan yang bisa ditemukan di dalamnya. Ruangan di Dalem Loka biasanya terbagi berdasarkan wilayah. Di bagian dalam, ada wilayah barat, timur, dan utara yang biasanya digunakan untuk tempat ibadah atau juga untuk keluarga raja beserta permaisuri. Di bagian depan rumah adat NTB ini ada Lunyuk Mas dan Lunyuk Agung yang biasanya digunakan saat kegiatan yang berkaitan dengan adat istiadat. Di bagian luar, ada gapura besar dan lonceng sebagai penyambut tamu dan juga kebun yang tertata dengan rapi. Karena bentuk Dalem Loka mirip dengan rumah panggung, maka Dalem Loka membutuhkan penyangga utama. Dan perlu diketahui, jumlah tiang penyangga yang digunakan di setiap Dalem Loka tepat sejumlah 99 buah. Hal ini karena 99 merupakan Asmaul Husna dan dipercaya bisa menjadi penopang sebesar apapun masalah dunia yang dihadapi. 6. Rumah Adat NTB Berugaq Sekapat Beberapa orang mungkin sepakat bahwa Berugaq Sekapat bukan merupakan rumah adat NTB. Akan tetapi, Berugaq Sekapat dianggap sebagai salah satu jenis rumah adat yang dimiliki masyarakat NTB. Hal ini karena bangunan ini mempunyai fungsi yang cukup penting pada masa lalu, yaitu sebagai tempat penerimaan orang asing yang baru memasuki desa. Dilihat dari bentuk, bangunan ini lebih mirip dengan pondok kecil atau saung karena ukurannya yang relatif kecil. Luas Berugaq Sekapat ini tidak pernah lebih dari lima meter persegi dengan empat tiang penyangga di setiap sudutnya. Selain itu, bangunan ini juga tidak memiliki dinding sama sekali. Hal itulah yang membuat banyak orang berpendapat bahwa Berugaq Sekapat bukan merupakan salah satu rumah adat yang ada di daerah NTB. Pada dasarnya, ada lebih dari lima jenis bangunan yang bisa di temukan di pulau NTB. Akan tetapi, lima jenis bangunan di atas merupakan jenis bangunan yang bisa dikatakan sebagai rumah adat NTB. Dengan sedikit informasi di atas, tentu pengetahuan anda tentang rumah atau bangunan adat yang ada di pulau NTB semakin bertambah bukan? Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk Anda. Anda tidak perlu pusing! Simaklah video yang informatif berikut ini untuk mempelajari cara menyelesaikan sengketa tanah dengan mudah! Hanya yang percaya Anda semua bisa punya rumah Tanya Tanya ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami
- Nusa Tenggara Barat NTB yaitu salah satu provinsi Indonesia yang terletak di bagian timur Indonesia, sebelah timur Pulau Bali. Nusa Tenggara Barat merupakan rumah bagi tiga suku aslinya yaitu Suku Mbojo, Suku Sasak, dan Suku bangsa yang mendiami Nusa Tenggara Barat kemudian melahirkan adat istiadat, bahasa, rumah tradisional, hingga kesenian tradisionalnya. Berikut adalah lima alat musik tradisional Nusa Tenggara Barat Serunai Serunai merupakan alat musik tradisional aerofon suaranya berasal dari angin NTB yang dimainkan dengan cara ditiup asal sumbawa. Di wilayah Bima, sarone disebut dengan silu sedangkan di wilayah Lombok disebut dengan pereret. Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Serunai terbuat dari bulu dan daun lontar, silu terbuat dari kayu sawo dan perak, sedangkan pereret terbuat dari kayu ipil dan kayu kunyit. Baca juga 4 Alat Musik Daerah Jawa BaratSerunai memiliki lima hingga enam buah lubang dengan satu lubang di bagian bawah. Masing-masing lubang serune menghasilkan nada yang membentuk tangga nada do-re-mi-fa-sol. Pada zaman dahulu, Serunai dimainkan bersama dengan kemenyan, bertujuan untuk menolak bala dan memikat gadis. Youtube/ Utak Atik Otak [Tangkapan Layar] alat musik Gendang Belek, NTBGendang Belek Gendang Belek adalah alat musik tradisional NTB yang dimainkan dengan cara ditabuh. Gendang Belek dibuat dari kayu tap yang sudah tua dan dibuat seperti selongsong dengan diamter 30 sentimeter hingga 35 sentimeter dan lubangnya ditutupi dengan kulit sapi. Gendang Belek kemudian dihiasi dengan kulit bermotif dan berwarna indah serta menarik. Gendang Belek pada awalnya ditabuh untuk menyemangati dan memberikan semangat bagi para prajurit yang akan pergi berperang dalam menbela kerajaan. Kemudian Gendang Gelek digunakan untuk mengiringi berbagai macam kesenian NTB. Gambo Vivi dan kawan-kawan dalam jurnaKontribusi Musik Gambo terhadap Perkembangan Islam di Kecamatan Sanggar Kabupate Bima 2021, menyebutkan bahwa Gambo adalah alat musik petik tradisional dari Suku Mbojo daerah Bima. Gambo memiliki bentuk seperti gambus, gita, ataupun mandolin dengan senar dan bentuk badan seperti sengah labu. Gambo dihiasi dengan ornamen dan warna-warna yang memiliki makna filosofis. Baca juga Keunikan Alat Musik Dogdog, Gendang Khas Banten
Keindahan Nusa Tenggara Barat tak hanya dari pemandangan alamnya saja, keanekaragaman budayanya juga menarik, terlihat dari rumah adat NTB yang rumah adat di daerah lainnya, rumah adat NTB juga memiliki bentuk dan mengandung makna dan Moms punya kesempatan untuk berkunjung ke NTB, sempatkan berkunjung untuk melihat sendiri pesona dari bangunan adat tradisional di daripada penasaran, Moms juga bisa melihat ragam rumah adat NTB melalui ulasan berikut ini!Baca Juga Jenis Rumah Adat Sumatera Barat dan Keunikannya yang Moms Wajib Tahu!Berbagai Rumah Adat NTBBerikut ini adalah beberapa jenis rumah adat NTB dan keunikanya yang perlu Moms ketahui1. Rumah Adat Dalam LokaFoto Rumah Adat NTB - Dalam Loka Orami Photo StockRumah adat NTB ini berasal dari bahasa Sumbawa, yang memiliki arti istana ini digunakan karena pada zaman kesultanan Sumbawa dahulu, tempat ini berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan juga tempat tinggal para bisa melihat bahwa keunikan rumah adat ini juga dilihat dari tiang yang tersebut memiliki jumlah sama dengan Asmaul Husna, yaitu 99 buah. Kuatnya ajaran agama Islam pada masyarakat NTB ini yang membuat aspek budaya asli NTB ikut terpengaruh dengan nilai-nilai Rumah Adat Bale LumbungFoto Rumah Adat NTB - Bale Lumbung Orami Photo StockRumah adat NTB selanjutnya adalah Bale Lumbung. Meski bangunan ini merupakan rumah adat, fungsi utamanya bukan sebagai tempat untuk Lumbung dibuat oleh masyarakat NTB sebagai bangunan untuk menyimpan, sebagaimana adat ini biasa digunakan sebagai tempat penyimpanan padi atau hasil pertanian lainnya setelah masa hasil panen khususnya padi akan mereka simpan sementara waktu di dalam rumah adat hanya digunakan untuk menyimpan hasil panen, material yang digunakan untuk membangun rumah adat ini juga sebetulnya cukup bagian atap, rumah adat ini biasanya hanya menggunakan bahan jerami yang bisa menutupi seluruh bagian untuk dinding bagian dalamnya, rumah adat ini menggunakan anyaman bambu yang disusun Lumbung juga dibangun dengan konsep rumah panggung dengan tujuan mengantisipasi adanya hama tikus atau juga banjir yang kerap kali terjadi di Rumah Adat Bale JajarFoto Rumah Adat NTB - Bale Jajar Orami Photo StockRumah adat NTB selanjutnya adalah Bale Jajar yang kerap digunakan sebagai tempat hunian. Sejak zaman dahulu, suku Sasak yang tinggal di NTB telah menempati jenis rumah adat dilihat dari struktur bangunan, ada dua ruang utama yang bisa di temukan di dalam rumah adat jenis pertama adalah Sesangkong yang umumnya digunakan sebagai tempat untuk menyimpan persedian adat NTB, Sesangkong juga mungkin mempunyai fungsi yang sama seperti layaknya itu, ruang kedua yang bisa ditemukan di dalam Bale Jajar biasa disebut Dalem Bale yang merupakan ruang utama yang biasa digunakan oleh pemilik untuk membuat rumah ini juga cukup sederhana. Namun, bentuk rumah adat ini masih cukup normal jika dibandingkan dengan Bale bagian atap Bale Jajar digunakan bahan jerami, sementara untuk dindingnya menggunakan Juga Mengenal Berbagai Rumah Adat Papua, Jenis, dan Keunikannya4. Rumah Adat Bale BonderFoto Rumah Adat NTB - Bale Bonder Orami Photo StockSelanjutnya ada Bale Bonder yang dapat dikatakan sebagai salah satu rumah adat terbesar yang bisa di temukan di provinsi bisa dengan mudah melihatnya dari ukuran yang bisa mencapai 50 meter persegi. Ukuran bangunan yang besar ini dikarenakan Bale Bonder adalah tempat tinggal para pembesar hal ini, para pembesar suku umumnya sama kedudukannya dengan perangkat desa atau dusun di sekitar. Oleh karena itu, umumnya hanya ada satu rumah adat NTB ini di setiap Bale Bonder umumnya digunakan oleh pengurus desa, namun desain bangunannya mirip dengan Bale saja pada Bale Bonder ini ada satu ruang khusus yang memang ini akan digunakan jika ada hal penting yang harus diputuskan atau bisa dibilang sebagai ruang rapat atau juga ruang pengadilan jika ada suatu kasus di wilayah desa atau ukuran bangunan rumah adat NTB ini yang tergolong besar, Bale Bonder membutuhkan beberapa tiang penyangga agar bangunanya tetap diketahui, biasanya Bale Bonder menggunakan minimal 8 hingga 10 tiang penyangga agar ia bisa berdiri ada beberapa Bale Bonder yang menggunakan lebih dari 20 tiang penyangga. Hal ini karena rumah adat NTB satu ini mempunyai ukuran yang sangat Rumah Adat Berugaq SekapatFoto Rumah Adat NTB - Berugaq Sekapa Orami Photo StockYang terakhir ada rumah adat yang disebut Berugaq Sekapat. Sebagian orang tidak menganggapnya sebagai rumah adat NTB, sedangkan sebagian lainnya tetap ini karena bangunan Berugaq Sekapat mempunyai fungsi yang cukup penting di masa lalu, yaitu sebagai tempat penerimaan orang asing yang baru memasuki dilihat dari bentuk, bangunan ini juga lebih mirip dengan pondok kecil atau saung karena ukurannya sangat kecil jika dibandingkan yang Berugaq Sekapat ini tidak pernah lebih dari 5 meter persegi dengan hanya ada 4 tiang penyangga di setiap itu, rumah adat NTB ini juga tidak memiliki dinding sama sekali, sehingga hal ini yang membuat sebagian orang tidak menganggapnya sebagai rumah Juga Selain Joglo, Inilah 7 Rumah Adat Jawa Timur LainnyaItulah beberapa jenis bangunan yang bisa di temukan di pulau NTB yang digolongkan sebagai rumah adat Moms sudah paham bentuk dan jenisnya, sehingga jika ada kesempatan mampir ke NTB, Moms bisa membedakannya.